Pages

Selasa, 26 Juli 2016

Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Sosial

TEKS EKSPLANASI

TAWURAN ANTAR PELAJAR

Teks ini disusun untuk memenuhi tugas :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Guru Mata Pelajaran : Rosiyana Yasika


Disusun Oleh :
Nama :           Donny Damala Pradana
Kelas :           XI Ap 1




PEMERINTAHAN KABUPATEN PASER
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 TANAH GROGOT

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa membuat Karya yang berjudul “Tawuran Pelajar”.
Saya menyadari bahwa karya ini jauh dari sempurna. saya berkenan dan mengharapkan kritik dan saran dari teman dan pembaca semua demi kesempurnaan karya ini.
Semoga karya ini bermanfaat bagi teman-teman semua dan bagi si pembaca. Apabila ada kesalahan dalam kata maupun penulisan ,saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb



Tanah Grogot, 15 januari 2016



Donny Damala Pradana













DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................           i
Kata Pengantar.....................................................................................................           ii
Daftar Isi.................................................................................................................           iii

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang..........................................................................................           1
B.   Rumusan Masalah...................................................................................           1
C.   Tujuan Penulisan Makalah....................................................................           1

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Definisi Tawuran Pelajar.........................................................................           2
B.   Penyebab Tawuran Pelajar....................................................................           3
C.   Akibat Tawuran Pelajar...........................................................................           4
D.   Upaya Mengatasi Tawuran Pelajar.......................................................           6

BAB III
PENUTUP
A.   Keimpulan.................................................................................................           9
B.   Saran..........................................................................................................           9

Daftar Pustaka......................................................................................................           10


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga kita. Inilah beberapa contoh yang bisa saya kemukakan sebagai bukti terjadinya tawuran yang dilakukan oleh para remaja beberapa tahun lalu.Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakukan oleh para remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis, premanis, dan rimbanis.
Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara langsung.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut :
a.    Apa Pengertian dari Tawuran Pelajar ?
b.    Apa saja penyebab dari Tawuran Pelajar ?
c.    Apa dampak yang ditimbulkan dari Tawuran Pelajar ?
d.    Bagaimana cara mengatasi Tawuran Pelajar ?

C.   Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditarik suatu tujuan penulisan sebagai berikut :
a.    Untuk mengetahui definisi Tawuran Pelajar
b.    Untuk mengetahui penyebab Tawuran Pelajar
c.    Untuk mengetahui akibat dari Tawuran Pelajar
d.    Untuk mengetahui cara mengatasi Tawuran Pelajar



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi Tawuran
Tawuran antar pelajar merupakan fenomena sosial yang sudah dianggap lumrah oleh masyarakat di Indonesia.Bahkan ada sebuah pendapat yang menganggap bahwa tawuran merupakan salah satu kegiatan rutin dari pelajar yang menginjak usia remaja.Tawuran antar pelajar sering terjadi di kota-kota besar yang seharusnya memiliki masyarakat dengan peradaban yang lebih maju.
Para pelajar remaja yang sering melakukan aksi tawuran tersebut lebih senang melakukan perkelahian di luar sekolah daripada masuk kelas pada kegiatan belajar mengajar. Tawuran tersebut telah menjadi kegiatan yang turun temurun pada sekolah tersebut. Sehingga tidak heran apabila ada yang berpendapat bahw tawuran sudah membudaya atau sudah menjadi tradisi pada sekolah tertentu.
Kerugian yang disebabkan oleh tawuran tidak hanya menimpa korban dari tawuran saja, tetapi juga mengakibatkan kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut. Tentunya kebanyakan dari para pelaku tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan. Biasanya mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran.
Akibatnya masyarakat menjadi resah terhadap kegiatan pelajar remaja.Keresahan tersebut sendiri merupakan kerugian dari tawuran yang bersifat psikis. Keresahan ini akan menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi agen perubahan bangsa. Dari segi politik, hal tersebut dimanfaatkan oleh para pemegang otoritas untuk melanggengkan status quo-nya.
Mereka memanfaatkannya dengan cara membangun opini publik bahwa para pemuda di Indonesia masih balum mampu menduduki otoritas kekuasaan politis di Indonesia.





B.   Penyebab Terjadinya Tawuran Pelajar
a.    Faktor internal
Ketidak mampuan/kurang mampunya beradaptasi dengan lingkungan sosial yang kompleks menimbulkan tekanan pada setiap orang.Terutama pada remaja yang mentalnya masih labil dan masih dalam pencarian jati diri dan tujuan hidup.
Kekompleksan seperti keberagaman budaya, kemampuan ekonomi dan pandangan tidak bisa diterima sehingga dilampiaskan lewat kekerasan.Saat tidak mampu beradaptasi, rasa putus asa, menyalahkan orang lain dan memilih cara instan untuk memecahkan persoalan membuat rasa frustasi semakin mengendalikan emosi pelajar yang labil.
Ketidak pekaan terhadap perasaan sesamanya mengakibatkan pelajar tega menganiaya hingga membunuh sesamanya. Sebenarnya, dalam diri mereka butuh pengakuan.

b.    Faktor keluarga
Jika keluarga tidak bahagia, bahkan ada kekerasan dalam rumah tangga akan berdampak pada mental psikologis anak. Secara tidak langsung, remaja akan meniru pola yang ia lihat di dalam keluarganya. Anak yang terlalu dilindungi orangtuanya (dimanja) juga akan sama saja.Saat bergabung dalam kelompok sosialnya di sekolah, ia akan menyerahkan diri secara total tanpa memiliki kepribadian dan prinsip yang kuat.
Penyesuaian emosional yang kurang memadai ditambah dengan kelompok sosial yang tidak benar semakin memungkinkan terjadinya tawuran antar pelajar.

c.    Faktor sekolah
Kebosanan di dalam ruang belajar mengajar seperti tindak belajar mengajar yang monoton, tidak mengijinkan siswa untuk bertindak kreatif, terlalu mengekang dan otoriter juga menjadi pengaruh. Sebagian besar hidup remaja juga dihabiskan di sekolah, tempat ia belajar sekaligus mengekspresikan dirinya. Tak heran jika sekolah sering disebut sebagai rumah kedua.
Siswa yang bosan akan memilih untuk bersenang-senang di luar sekolah.Guru sekolah dinilai sebagai pihak otoriter yang gemar menghukum siswanya ketimbang mendidik dalam arti yang sebenarnya.

d.    Faktor lingkungan
Faktor ini jauh lebih luas daripada lingkungan rumah remaja. Lingkungan ini juga berbicara sekolah, media televisi, media cetak dan ketidakpuasan atas negara atau fasilitas negara. Jika diruntut dari faktor lingkungan, media-media dan teladan pemerintah juga menjadi sorotan atas tawuran pelajar. Masih ingat dengan kasus perkelahian dewan yang terhormat? Media yang menampilkan dan oknum yang berbuat juga bisa dipersalahkan karena memberi teladan yang buruk.
Rasa solidaritas yang diberikan remaja, seringkali berada di jalur yang salah. Sebaiknya perlu ditekankan ulang akan pentingnya mengendalikan rasa solidaritas dengan akal pikiran sehat dan jiwa toleransi antar manusia yang tinggi. Solidaritas tidak selalu ikut-ikutan dalam hal buruk.

C.   Akibat Tawuran Pelajar
Jelas bahwa perkelahian pelajar ini merugikan banyak pihak. Paling tidak ada empat kategori dampak negatif dari perkelahian pelajar.
Pertama, pelajar (dan keluarganya) yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif pertama bila mengalami cedera atau bahkan tewas.Kedua, rusaknya fasilitas umum seperti bus, halte dan fasilitas lainnya, serta fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan.Ketiga, terganggunya proses belajar di sekolah.Terakhir, mungkin adalah yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain.
Para pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar tujuannya tercapai.Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.


Dampak yang ditimbulkan karena tawuran pelajar
a.    Kerusakan tempat tawuran / material.Dalam kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut kebanyakan dari para pelaku tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan.Biasanya mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran.
Contohnya pecahnya kaca pada mobil, perusakan fasilitas umum, pembakaran ban ataupun kendaraan bermotor dsb.

b.    Rusaknya citra baik sekolah Pencitraan yang baik yang telah dibangun oleh para perangkat sekolah, baik itu kepala sekolah, jajaran guru dan karyawan, serta prestasi yang diraih oleh murid yang lain akan pudar dan sirna apabila murid-murid yang lain masih mempertahankan tradisi tawuran. Akibatnya di tahun ajaran berikutnya, peminat calon murid baru akan berkurang.

c.     Adanya korban jiwa, Tawuran antar pelajar selain merugikan secara material juga mengakibatkan adanya korban jiwa. Misalnya tawuran antar pelajar yang menggunakan senjata tajam seperti batu, clurit, dan senjata tajam lainnya menyebabkan adanya korban luka baik korban luka ringan maupun berat, dan bisa juga ada korban meninggal.
d.    Dampak psikis,Contohnya keresahan masyarakat dan traumatik. Keresahan masyarakat ini akan menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi agen perubahan bangsa. Selain keresahan itu, traumatik bisa dialami oleh masyarakat yang ada di lokasi saat terjadi tawuran. Masyarakat akan menjadi takut dan tidak berani lagi berhadapan dengan kelompok pelajar

D.   Upaya Mengatasi Tawuran Pelajar
1.    Para Siswa wajib diajarkan dan memahami bahwa semua permasalahantidak akan selesai jika penyelesaiannya dengan menggunakan kekerasan.
2.    Lakukan komunikasi dan pendekatan secara khusus kepada para pelajar untuk mengajarkan cinta kasih.
3.    Pengajaran ilmu beladiri yang mempunyai prinsip penggunaan untuk menyelamatkan orang dan bukan untuk menyakiti orang lain.
4.    Ajarkan ilmu sosial Budaya, ilmu sosial budaya sangat bermanfaat untuk pelajar khususnya, yaitu agar tidak salah menempatkan diri di lingkungan masyarakat.
5.    Tindakan kekerasan pasti akan menular, Pihak yang berwenang haruslah tegas memberikan sanksi untuk pelaku tindak kekerasan.
6.    Menambah jam pelajaran keagamaan baik di sekolah ataupun di tempat kuliah. Dengan penambahan jam pelajaran agama ini siswa atau mahasiswa diajak untuk lebih memahami bahwa pertengkaran, perkelahian atau tawuran itu tidak ada manfaatnya, yang ada hanya kerusakan dan bahkan kematian.
7.    Menambah kegiatan keagamaan di sekolah ataupun di tempat kuliah. Misalnya di sekolahan diadakan mengaji bersama, ceramah keagamaan, sholat dhuha, dan shalat wajib secara berjamaah. Selain menunaikan kewajiban juga mengendalikan perbuatan yang bertentangan dengan agama.
8.    Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga, ekstrakurikuler atau penelitian yang bermanfaat bagi mahasiswa. Sehingga tidak terpikirkan keinginan untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji.
9.    Patroli polisi dan satpol PP diintensifkan saat jam pulang sekolah, karena siswa atau mahasiswa yang berbeda almamater biasanya akan cepat tersulut emosinya saat mereka berpapasan dengan jumlah yang banyak.
10. Masyarakat berperan aktif jika ada tanda-tanda akan terjadi tawuran, atau sudah terjadi tawuran dengan menelepon polisi atau melalui jejaring sosial facebook dan twitter melalui akun @NTMCLantasPolri agar polisi segera datang dan mengendalikan suasana.
11. Orang tua harus mengawasi kegiatan anaknya. Apabila si anak belum pulang ke rumah seperti biasanya, sebaiknya orang tua proaktif menanyakan ke anak melalui telepon seluler, atau ke teman atau ke sekolahan.
12. Pihak sekolah atau kampus harus memberikan sangsi yang tegas jika ada siswa atau mahasiswa yang melakukan tawuran. Dari member sangsi diskors sampai dikeluarkan.

Ada jugaTiga upaya menanggulangi Tawuran Pelajar, yaitu upaya pre-emtif, preventif dan represif.
a.    Upaya Pre-emtif
Upaya pre-emtif adalah upaya awal dan rutin yang harus dilakukan Pemerintah dan pendidik untuk pencegahan terjadinya tawuran. Dilakukan dengan melakukan kegiatan edukatif untuk menghilangkan faktor peluang dan pendorong tawuran.
Upaya ini adalah dengan melakukan kegiatan dialog atau tatap muka sebagai sarana kegiatan pembinaan dan pengembangan pelajar.

b.    Upaya Preventif
Setelah dilakukan upaya pre-emtif,  diharapkan pelajar menjadi tergerak dan termotivasi untuk tidak melakukan tawuran.Setelah dilakukan dialog, keinginan pelajar pasti akan tersampaikan dengan baik.
Tugas pemerintah dan pengajar adalah memberikan suatu wadah untuk menampung keinginan-keinginan pelajar tersebut. Diharapkan setelah keinginan mereka terealisasikan maka keinginan pelajar untuk tawuran dapat diredam.
c.    Upaya Represif
Upaya represif  yang dimaksud adalah suatu upaya yang ditempuh setelah terjadinya tawuran. Setelah pemerintah dan pengajar melakukan berbagai upaya pre-emtif dan preventif, ternyata tawuran masih saja terjadi maka berikan sanksi pidana yang tegas sesuai kaidah hukum positif di Indonesia.
Pidana disini memang bertindak sebagai ‘Ultimum Remedium’ atau sebagai obat terakhir yang dilakukan untuk memberantas tawuran. Dalam memberikan sanksi pidana pemerintah harus selalu berkoordinasi dengan pengajar agar diberikan sanksi yang tegas namun membangun untuk kedepannya. Karena pelajar adalah aset untuk negeri ini.





















BAB III
PENUTUP
                                                                                                            
A.   Kesimpulan
Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
Dampak dari adanya tawuran antar pelajar dari segi material berupa kerusakan tempat tawuran, dan yang lainnya seperti Rusaknya citra baik sekolah, Adanya korban jiwa, dan dampak psikis berupa keresahan dan traumatik. Upaya pencegahan atau solusi untuk mencegah tawuran bisa dilakukan oleh banyak pihak.
Pertama dari diri pelajar itu sendiri, keluarga, sekolah, hingga adanya penyuluhan oleh aparat kepolisian serta peran pemerintah dalam menjadi filter tontonan yang berbau kekerasan.
Nilai-nilai pancasila yang dilanggar oleh perbuatan tawuran adalah nilai persatuan dan kerukunan dalam masyarakat yang tertuang dalam sila ketiga yaitu “Persatuan Indonesia”.

B.   Saran
Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, penulis memberikan beberapa saran. Diantaranya :
a.    Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola pikir yang baik untuk para pelajar
b.    Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif
c.    Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang ada didalam dirinya






DAFTAR PUSTAKA