TAWURAN ANTAR PELAJAR
Teks
ini disusun untuk memenuhi tugas :
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Guru Mata Pelajaran :
Rosiyana Yasika
Disusun
Oleh :
Nama : Donny
Damala Pradana
Kelas : XI
Ap 1
PEMERINTAHAN
KABUPATEN PASER
DINAS
PENDIDIKAN
SMK
NEGERI 1 TANAH GROGOT
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Pertama-tama saya panjatkan
puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya bisa membuat Karya yang berjudul “Tawuran Pelajar”.
Saya menyadari bahwa karya
ini jauh dari sempurna. saya berkenan dan mengharapkan kritik dan saran dari
teman dan pembaca semua demi kesempurnaan karya ini.
Semoga karya ini bermanfaat
bagi teman-teman semua dan bagi si pembaca. Apabila ada kesalahan dalam kata
maupun penulisan ,saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Tanah
Grogot, 15 januari 2016
Donny
Damala Pradana
DAFTAR
ISI
Halaman Judul..................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan Makalah.................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Tawuran Pelajar......................................................................... 2
B. Penyebab
Tawuran Pelajar.................................................................... 3
C. Akibat
Tawuran Pelajar........................................................................... 4
D. Upaya
Mengatasi Tawuran Pelajar....................................................... 6
BAB III
PENUTUP
A. Keimpulan................................................................................................. 9
B. Saran.......................................................................................................... 9
Daftar Pustaka...................................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tawuran
yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar seolah
sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga
kita. Inilah beberapa contoh yang bisa saya kemukakan sebagai bukti terjadinya
tawuran yang dilakukan oleh para remaja beberapa tahun lalu.Kekerasan sudah
dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakukan oleh para
remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar pun
leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis, premanis, dan rimbanis.
Tentu
saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam
perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang
tidak terlibat secara langsung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
dari latar belakang diatas, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai
berikut :
a. Apa
Pengertian dari Tawuran Pelajar ?
b. Apa
saja penyebab dari Tawuran Pelajar ?
c. Apa
dampak yang ditimbulkan dari Tawuran Pelajar ?
d. Bagaimana
cara mengatasi Tawuran Pelajar ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka dapat ditarik suatu tujuan penulisan sebagai berikut
:
a. Untuk
mengetahui definisi Tawuran Pelajar
b. Untuk
mengetahui penyebab Tawuran Pelajar
c. Untuk
mengetahui akibat dari Tawuran Pelajar
d. Untuk
mengetahui cara mengatasi Tawuran Pelajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Tawuran
Tawuran
antar pelajar merupakan fenomena sosial yang sudah dianggap lumrah oleh
masyarakat di Indonesia.Bahkan ada sebuah pendapat yang menganggap bahwa
tawuran merupakan salah satu kegiatan rutin dari pelajar yang menginjak usia
remaja.Tawuran antar pelajar sering terjadi di kota-kota besar yang seharusnya
memiliki masyarakat dengan peradaban yang lebih maju.
Para pelajar
remaja yang sering melakukan aksi tawuran tersebut lebih senang melakukan
perkelahian di luar sekolah daripada masuk kelas pada kegiatan belajar
mengajar. Tawuran tersebut telah menjadi kegiatan yang turun temurun pada
sekolah tersebut. Sehingga tidak heran apabila ada yang berpendapat bahw
tawuran sudah membudaya atau sudah menjadi tradisi pada sekolah tertentu.
Kerugian
yang disebabkan oleh tawuran tidak hanya menimpa korban dari tawuran saja,
tetapi juga mengakibatkan kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut.
Tentunya kebanyakan dari para pelaku tawuran tidak mau bertanggung jawab atas
kerusakan yang mereka timbulkan. Biasanya mereka hanya lari setelah puas melakukan
tawuran.
Akibatnya
masyarakat menjadi resah terhadap kegiatan pelajar remaja.Keresahan tersebut
sendiri merupakan kerugian dari tawuran yang bersifat psikis. Keresahan ini
akan menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya
menjadi agen perubahan bangsa. Dari segi politik, hal tersebut dimanfaatkan oleh
para pemegang otoritas untuk melanggengkan status quo-nya.
Mereka
memanfaatkannya dengan cara membangun opini publik bahwa para pemuda di
Indonesia masih balum mampu menduduki otoritas kekuasaan politis di Indonesia.
B. Penyebab
Terjadinya Tawuran Pelajar
a. Faktor
internal
Ketidak
mampuan/kurang mampunya beradaptasi dengan lingkungan sosial yang kompleks
menimbulkan tekanan pada setiap orang.Terutama pada remaja yang mentalnya masih
labil dan masih dalam pencarian jati diri dan tujuan hidup.
Kekompleksan
seperti keberagaman budaya, kemampuan ekonomi dan pandangan tidak bisa diterima
sehingga dilampiaskan lewat kekerasan.Saat tidak mampu beradaptasi, rasa putus
asa, menyalahkan orang lain dan memilih cara instan untuk memecahkan persoalan
membuat rasa frustasi semakin mengendalikan emosi pelajar yang labil.
Ketidak
pekaan terhadap perasaan sesamanya mengakibatkan pelajar tega menganiaya hingga
membunuh sesamanya. Sebenarnya, dalam diri mereka butuh pengakuan.
b. Faktor
keluarga
Jika
keluarga tidak bahagia, bahkan ada kekerasan dalam rumah tangga akan berdampak
pada mental psikologis anak. Secara tidak langsung, remaja akan meniru pola
yang ia lihat di dalam keluarganya. Anak yang terlalu dilindungi orangtuanya
(dimanja) juga akan sama saja.Saat bergabung dalam kelompok sosialnya di
sekolah, ia akan menyerahkan diri secara total tanpa memiliki kepribadian dan
prinsip yang kuat.
Penyesuaian emosional yang
kurang memadai ditambah dengan kelompok sosial yang tidak benar semakin
memungkinkan terjadinya tawuran antar pelajar.
c. Faktor sekolah
Kebosanan di dalam ruang
belajar mengajar seperti tindak belajar mengajar yang monoton, tidak
mengijinkan siswa untuk bertindak kreatif, terlalu mengekang dan otoriter juga
menjadi pengaruh. Sebagian besar hidup remaja juga dihabiskan di sekolah,
tempat ia belajar sekaligus mengekspresikan dirinya. Tak heran jika sekolah
sering disebut sebagai rumah kedua.
Siswa yang bosan akan memilih
untuk bersenang-senang di luar sekolah.Guru sekolah dinilai sebagai pihak
otoriter yang gemar menghukum siswanya ketimbang mendidik dalam arti yang
sebenarnya.
d. Faktor lingkungan
Faktor ini jauh lebih luas
daripada lingkungan rumah remaja. Lingkungan ini juga berbicara sekolah, media
televisi, media cetak dan ketidakpuasan atas negara atau fasilitas negara. Jika
diruntut dari faktor lingkungan, media-media dan teladan pemerintah juga
menjadi sorotan atas tawuran pelajar. Masih ingat dengan kasus perkelahian
dewan yang terhormat? Media yang menampilkan dan oknum yang berbuat juga bisa
dipersalahkan karena memberi teladan yang buruk.
Rasa solidaritas yang
diberikan remaja, seringkali berada di jalur yang salah. Sebaiknya perlu
ditekankan ulang akan pentingnya mengendalikan rasa solidaritas dengan akal
pikiran sehat dan jiwa toleransi antar manusia yang tinggi. Solidaritas tidak
selalu ikut-ikutan dalam hal buruk.
C.
Akibat Tawuran Pelajar
Jelas bahwa perkelahian
pelajar ini merugikan banyak pihak. Paling tidak ada empat kategori dampak negatif
dari perkelahian pelajar.
Pertama, pelajar (dan
keluarganya) yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif
pertama bila mengalami cedera atau bahkan tewas.Kedua, rusaknya fasilitas umum
seperti bus, halte dan fasilitas lainnya, serta fasilitas pribadi seperti kaca
toko dan kendaraan.Ketiga, terganggunya proses belajar di sekolah.Terakhir,
mungkin adalah yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya
penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang
lain.
Para pelajar itu belajar bahwa
kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah mereka, dan
karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar tujuannya tercapai.Akibat yang
terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kelangsungan
hidup bermasyarakat di Indonesia.
Dampak yang
ditimbulkan karena tawuran pelajar
a.
Kerusakan tempat tawuran / material.Dalam
kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut kebanyakan dari para pelaku
tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan.Biasanya
mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran.
Contohnya pecahnya kaca pada mobil,
perusakan fasilitas umum, pembakaran ban ataupun kendaraan bermotor dsb.
b.
Rusaknya citra baik sekolah Pencitraan
yang baik yang telah dibangun oleh para perangkat sekolah, baik itu kepala
sekolah, jajaran guru dan karyawan, serta prestasi yang diraih oleh murid yang
lain akan pudar dan sirna apabila murid-murid yang lain masih mempertahankan
tradisi tawuran. Akibatnya di tahun ajaran berikutnya, peminat calon murid baru
akan berkurang.
c.
Adanya korban jiwa, Tawuran antar pelajar
selain merugikan secara material juga mengakibatkan adanya korban jiwa. Misalnya
tawuran antar pelajar yang menggunakan senjata tajam seperti batu, clurit, dan
senjata tajam lainnya menyebabkan adanya korban luka baik korban luka ringan
maupun berat, dan bisa juga ada korban meninggal.
d.
Dampak
psikis,Contohnya keresahan masyarakat dan traumatik. Keresahan masyarakat ini
akan menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya
menjadi agen perubahan bangsa. Selain keresahan itu, traumatik bisa dialami
oleh masyarakat yang ada di lokasi saat terjadi tawuran. Masyarakat akan
menjadi takut dan tidak berani lagi berhadapan dengan kelompok pelajar
D.
Upaya Mengatasi Tawuran
Pelajar
1. Para Siswa
wajib diajarkan dan memahami bahwa semua permasalahantidak akan selesai jika
penyelesaiannya dengan menggunakan kekerasan.
2. Lakukan
komunikasi dan pendekatan secara khusus kepada para pelajar untuk mengajarkan
cinta kasih.
3. Pengajaran
ilmu beladiri yang mempunyai prinsip penggunaan untuk menyelamatkan orang dan
bukan untuk menyakiti orang lain.
4. Ajarkan ilmu
sosial Budaya, ilmu sosial budaya sangat bermanfaat untuk pelajar khususnya,
yaitu agar tidak salah menempatkan diri di lingkungan masyarakat.
5. Tindakan
kekerasan pasti akan menular, Pihak yang berwenang haruslah tegas memberikan
sanksi untuk pelaku tindak kekerasan.
6. Menambah jam
pelajaran keagamaan baik di sekolah ataupun di tempat kuliah. Dengan penambahan
jam pelajaran agama ini siswa atau mahasiswa diajak untuk lebih memahami bahwa
pertengkaran, perkelahian atau tawuran itu tidak ada manfaatnya, yang ada hanya
kerusakan dan bahkan kematian.
7. Menambah
kegiatan keagamaan di sekolah ataupun di tempat kuliah. Misalnya di sekolahan
diadakan mengaji bersama, ceramah keagamaan, sholat dhuha, dan shalat wajib
secara berjamaah. Selain menunaikan kewajiban juga mengendalikan perbuatan yang
bertentangan dengan agama.
8. Mengisi
waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga, ekstrakurikuler
atau penelitian yang bermanfaat bagi mahasiswa. Sehingga tidak terpikirkan
keinginan untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji.
9. Patroli
polisi dan satpol PP diintensifkan saat jam pulang sekolah, karena siswa atau
mahasiswa yang berbeda almamater biasanya akan cepat tersulut emosinya saat
mereka berpapasan dengan jumlah yang banyak.
10. Masyarakat
berperan aktif jika ada tanda-tanda akan terjadi tawuran, atau sudah terjadi
tawuran dengan menelepon polisi atau melalui jejaring sosial facebook dan
twitter melalui akun @NTMCLantasPolri agar polisi segera datang dan
mengendalikan suasana.
11. Orang tua
harus mengawasi kegiatan anaknya. Apabila si anak belum pulang ke rumah seperti
biasanya, sebaiknya orang tua proaktif menanyakan ke anak melalui telepon
seluler, atau ke teman atau ke sekolahan.
12. Pihak
sekolah atau kampus harus memberikan sangsi yang tegas jika ada siswa atau
mahasiswa yang melakukan tawuran. Dari member sangsi diskors sampai
dikeluarkan.
Ada jugaTiga upaya menanggulangi Tawuran Pelajar,
yaitu upaya pre-emtif, preventif dan represif.
a. Upaya Pre-emtif
Upaya
pre-emtif adalah upaya awal dan rutin yang harus dilakukan Pemerintah dan
pendidik untuk pencegahan terjadinya tawuran. Dilakukan dengan melakukan
kegiatan edukatif untuk menghilangkan faktor peluang dan pendorong tawuran.
Upaya ini
adalah dengan melakukan kegiatan dialog atau tatap muka sebagai sarana kegiatan
pembinaan dan pengembangan pelajar.
b. Upaya Preventif
Setelah dilakukan
upaya pre-emtif, diharapkan pelajar menjadi tergerak dan termotivasi
untuk tidak melakukan tawuran.Setelah dilakukan dialog, keinginan pelajar pasti
akan tersampaikan dengan baik.
Tugas
pemerintah dan pengajar adalah memberikan suatu wadah untuk menampung
keinginan-keinginan pelajar tersebut. Diharapkan setelah keinginan mereka
terealisasikan maka keinginan pelajar untuk tawuran dapat diredam.
c. Upaya Represif
Upaya
represif yang dimaksud adalah suatu upaya yang ditempuh setelah
terjadinya tawuran. Setelah pemerintah dan pengajar melakukan berbagai upaya
pre-emtif dan preventif, ternyata tawuran masih saja terjadi maka berikan
sanksi pidana yang tegas sesuai kaidah hukum positif di Indonesia.
Pidana
disini memang bertindak sebagai ‘Ultimum Remedium’ atau sebagai obat
terakhir yang dilakukan untuk memberantas tawuran. Dalam memberikan sanksi
pidana pemerintah harus selalu berkoordinasi dengan pengajar agar diberikan
sanksi yang tegas namun membangun untuk kedepannya. Karena pelajar adalah aset
untuk negeri ini.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
dari penjelasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
Dampak dari adanya tawuran
antar pelajar dari segi material berupa kerusakan tempat tawuran, dan yang lainnya
seperti Rusaknya citra baik sekolah, Adanya korban jiwa, dan dampak psikis
berupa keresahan dan traumatik. Upaya pencegahan atau solusi untuk mencegah
tawuran bisa dilakukan oleh banyak pihak.
Pertama dari diri pelajar itu
sendiri, keluarga, sekolah, hingga adanya penyuluhan oleh aparat kepolisian
serta peran pemerintah dalam menjadi filter tontonan yang berbau kekerasan.
Nilai-nilai pancasila yang
dilanggar oleh perbuatan tawuran adalah nilai persatuan dan kerukunan dalam
masyarakat yang tertuang dalam sila ketiga yaitu “Persatuan Indonesia”.
B.
Saran
Dalam menyikapi masalah remaja
terutama tentang tawuran pelajar diatas, penulis memberikan beberapa saran.
Diantaranya :
a. Keluarga sebagai awal tempat
pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola pikir yang baik untuk para
pelajar
b. Masyarakat mesti menyadari
akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif
c. Lembaga pendidikan formal
sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk membantu para pelajar
mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang ada didalam dirinya
DAFTAR
PUSTAKA